rapormerah.co – Baru-baru ini jumlah korban jiwa dari gempa bumi Cianjur, Jawa Barat bertambah. Korban bertambah 321 orang, hal ini turut diumumkan secara langsung oleh Kepala BNPB Suharyanto melalui konferensi pers kemarin, Minggu 27 November 2022. Angka itu meningkat disebabkan tim gabungan mendapatkan tiga jenazah baru. Setelah tiga jenazah ditemukan, korban yang hilang masih tercatat sebanyak 11 orang. Tim gabungan sampai saat ini masih terus melakukan pencarian. Suharyanto menyampaikan bahwa sampai sejauh ini masih ada 108 warga dirawat disebabkan menderita luka berat.
Sedangkan tentang pengungsian, dimana Kepala BNPB Suharyanto ini menyampaikan kalau sampai sejauh ini ada 352 titik. Selain itu ada juga 142 titik pengungsian mandiri didirikan buat masyarakat. Gempa mengguncang daerah Cianjur, Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,6 pada tanggal 21 November 2022 lalu. Gempa terjadi sekitar jam 13.21 WIB. Gempa diketahui berpusat di kedalaman 10 kilometer, koordinat 6,84 Lintang Selatan -107.05 Bujur Timur. Sedangkan untuk kerugian materiil, sebanyak 58.049 mengalami rumah rusak rinciannya sekitar 20.367 rumah rusak ringan.
Ada pun 12.496 rusak sedang, dan 25.186 mengalami rusak berat. Lanjut ada juga 363 sekolah mengalami rusak, 3 fasilitas kesehatan, 144 tempat ibadah, dan termasuk 16 gedung kantor. “Mengenai pencarian dan pertolongan korban hari ini ditemukan ada 3 jenazah,” tandas Suharyanto seperti yang dilansir dari CNN Indonesia.com. “Jadi di catatan kami semua ada tiga penemuan ini meninggal sebanyak 321 orang,” sambung Suharyanto Kepala BNPB pada hari Minggu, 27 November 2022 kemarin.
“Artinya masyarakat mendirikan pengungsian di dekat rumahnya masing-masing dibawah 25 orang,” tandas Suharyanto seperti yang dilansir dari CNN Indonesia.com. Sedangkan ada beberapa fakta ilmiah mengenai penyebab gempa bumi Cianjur pada pekan lalu. Ahli geologi, Awang Harun Satyana menyampaikan bahwa ada empat fakta pada gempa bumi dengan Magnitudo 5,6 yang termasuk moderat. Gempa itu mempunyai energi daya rusak sama halnya seperti di atas rata-rata bencana tornado yang ada di Amerika Utara.
Kendati demikian masih di bawah ledakan bom atom yang terjadi saat Hiroshima pada Perang Dunia II. Gempa moderat itulah dapat mengakibatkan kerusakan berat dari berbagai macam bangunan dan juga lingkungan disebabkan empat hal. Apa itu? Yakni yang pertama, adalah mengenai pusat gempanya saat itu dan daerah berada di lereng. Adapun alasan lainnya menurut ilmiah yakni mengenai tanah adalah pelapukan endapan gunung berapi yang umurnya muda. Terakhir yakni soal bangunan tidak tahan terhadap gempa.
Awang Harun juga menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan dari penyebab terjadinya gempa bumi ini. Pertama tentang sesar tua berusia Sesar Cimandiri atau tepatnya adalah 20 juta tahun tidak terpetakan disebabkan tertutup oleh endapan gunung api. Selain itu berusia 1 juta tahun yang bergerak mematahkan batuan buat bisa membangkitkan gempa. Sesar lainnya merupakan baru terbentuk dikarenakan proses geologi, yang menekan daerah Jawa Barat dan membuat patahan batuan dan terjadinya gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sampai pada hari Jumat 25 November 2022. Bahwa pada pukul 06:00 WIB sudah terjadi sebanyak 236 kali gempa susulan dengan kumpulan pusat gempa yang ada di permukaan secara melebar, khususnya ke arah utara-timur laut. Gempa susulan itulah mempunyai magnitudo sekitar 1,2 bahkan sampai 4,2. “Penyelidikan geofisika di daerah pusat gempa kemarin bisa mengetahui lebih lanjutnya dari dua kemungkinan itu,” tandas Awang Harun dilansir dari CNBCIndonesia.com.
“Banyaknya gempa susulan itu menunjukkan kalau kompleks bantuan di kedalaman sana aktif dalam melakukan kesetimbangan lagi setelah kompleks bantuan utama di dekatnya dipatahkan kekuatan Gempa Bumi setara seperti gempa Magnitudo 5,6,” ujar Awang Harun. Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan himbauan kepada masyarakat di Kabupaten Cianjur, mewaspadai bencana lanjutan berupa banjir bandang dan tanah longsor setelah guncangan gempa magnitudo berkekuatan 5,6.
Gempa bumi Cianjur, khususnya buat bermukim di wilayah lereng-lereng perbukitan dan juga lembah maupun bantaran sungai. Sebab kemungkinan besar lereng perbukitan yang ada di Cianjur menjadi rapuh setelah gempa bumi terjadi. Hal itulah bisa makin parah dengan adanya ketinggian intensitas hujan berpotensi mengguyur Kabupaten Cianjur.