rapormerah.co – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yakni Arifin Tasrif telah bertemu dengan beberapa pengusaha Batu Bara terbesar di Jerman. Tepatnya pertemuan mereka pada 27 Mei 2022 di Berlin, ternyata pertemuan itu merupakan ungkapan sejumlah pengusaha disana untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam kegiatan impor Batubara di Indonesia ke Jerman.
Sebelumnya kita ketahui, Jerman merupakan negara besar yang begitu sering dapat suplai Batu Bara dari Rusia. Apakah hal ini menyatakan, Indonesia akan mengambil alih posisi Rusia? Bahkan adanya pernyataan kalau Jerman telah menyetop impor Batu Bara dari Rusia juga! Kepala Biro komunikasi layanan informasi publik dan kerjasama Kementerian ESDM berikan keterangan seperti berikut. “Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa 50 persen dari suplai batu bara Jerman berasal dari Rusia, dan dengan perkembangan situasi saat ini Jerman ingin mengembangkan kerjasama suplai batu bara dari Indonesia,” kata Kepala Biro yang dilansirkan oleh sumber berita detikcom.
Menteri ESDM memberikan permintaan asosiasi Jerman dengan koordinasi asosiasi batu bara lainnya di Eropa. Kala itu, menteri ESDM di Indonesia bertemu dengan CEO Asosiasi Perusahaan Batu Bara Jerman (V DKI). Kemudian bertemu juga dengan Ceo HMS Bergbau AG, Lars, Schernikau di sebuah hotel Berlin. Indonesia telah memproyeksikan kalau Tanah Air memiliki sumber daya batu baranya sebanyak 91,6 Ton Miliar dengan cadangan mencapai 31,7 miliar Ton. Pada tahun 2021, realisasi produksi batubara di negara Indonesia sendiri sudah bisa mencapai hingga 614 ton atau setara 98,2 persen dari target yang seharusnya. Sedangkan realisasi pemanfaatan domestik sudah dicatat ada sebanyak 133 juta ton atau 96,7 persen dari target yang seharusnya.
Jerman Buka Kerjasama Suplai Batubara di Indonesia Karena Imbas Perang Rusia Ukraina
Mungkin rasanya kabar ini sedikit menyakitkan, namun memang kenyataanya Eropa sendiri butuh serta melihat kerjasama baik akan terlaksanakan dengan erat lagi bagi Eropa dan Indonesia. Efek dari peperangan yang dilakukan Rusia kepada Ukraina ini ternyata memiliki dampak soal suplai energi juga di Eropa. Apalagi pemimpin di Uni Eropa ini sepakat untuk bisa hapus semua kegiatan Impor batu bara Rusia.
Menurut Badan Energi Internasional, Rusia ini pemasok batu bara terbesar bagi Eropa sejak 2021, dimana negara Jerman sendiri termasuk yang tertinggi Impor batu bara Rusia. Ada sebanyak 10 persen listrik di jerman yang dihasilkan dari pembakaran batu bara. Jerman memulai untuk buka pintu kerjasama terkait soal suplai langsung Batubara di Indonesia . Bicara soal batu bara di Tanah Air akan disuplai, perlu diketahui soal daerah-daerah mana saja yang menghasilkan batu bara terbanyak sehingga target yang perlu disediakan sering terlampaui.
Yakni ada Kalimantan dengan penghasil batu bara sebanyak 62,1%, apalagi Kalimantan sudah memiliki tambang batu bara. Bahkan ada dua kelompok perusahaan terbesar disana untuk kelompok PKP2B dan IUP sejak tahun 2013. Aceh juga penghasil batu bara terbesar kedua dengan menyimpan 55,8 miliar ton dengan cadangan sebesar 12,96 miliar ton.
Selanjutnya ada di Sulawesi dan juga Papua. Jadi, tidak heran kalau Jerman ingin sekali bekerja sama dengan Indonesia mengenai impor Batubara. Mengapa Jerman harus Impor batu bara? Karena sudah adanya ketentuan politik untuk melakukan pertamabangan batu bara bawah tanah di Jerman tahun 2007, dimana kebutuhan batu bara sendiri masih sangat dibutuhkan bagi jerman untuk bangkitkan listrik di Jerman.
Dikarenakan adanya penutupan sebuah industri secara total itulah bisa menimbulkan efek berantai di industri pendukungnya. Sebagaimana telah dikatakan semuanya bisa sangat tergantung dari penjualan batubara di luar negeri jika mengimpor. Mengapa harus Impor dari Indonesia? Karena cadangan yang dimiliki Indonesia ini sepertiga dari cadangan tambang terbuka dan inilah yang dinamakan sebagai peluang terbaik bagi Indonesia untuk mencukupi kebutuhan energi Jerman di Masa Depan.
Semuanya juga bisa saja dikarenakan adanya pengaplikasian berbagai teknologi penambangan yang dikuasai Indonesia, jika kerjasama bisa dijaga dengan baik, maka bangsa besar tidak akan melupakan sejarah tersebut. Dengan kerjasama ini juga bisa memperbaiki ekonomi di Indonesia di masa depan, karena kegiatan impor ini dilakukan oleh Indonesia dengan negara Eropa.