Sebanyak 300 warga Gaza telah terbunuh selama gencatan senjata, yang memicu kecaman internasional

Kamis, 20 November 2025 – 15:10 WIB

Jakarta – Kondisi di lintasan Gaza Pernyataan gencatan senjata kembali menjadi sorotan setelah laporan baru-baru ini menunjukkan tingginya angka kematian meskipun ada kesepakatan gencatan senjata. Pada saat yang sama, komunitas internasional mulai menyoroti perlunya dukungan jangka panjang untuk pemulihan Palestina melalui lembaga multilateral.

Baca selengkapnya:

Israel khawatir Trump menjual jet tempur siluman F-35 ke Arab Saudi

Perkembangan di Gaza bertepatan dengan upaya negara-negara untuk melibatkan berbagai organisasi global, termasuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dalam program pemulihan pasca-konflik.

Kelompok perlawanan Palestina, HamasDikatakan lebih dari 300 orang tewas akibat aksi Zionis di Jalur Gaza Israel Sejak diumumkannya perjanjian gencatan senjata. Pada hari Rabu, 19 November 2025, serangan Israel di Jalur Gaza menewaskan sebanyak 25 orang dan melukai sedikitnya 77 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca selengkapnya:

Tiongkok mengatakan proposal Gaza yang dipimpin AS gagal memenuhi hak-hak rakyat Palestina

Rumah Sakit Indonesia (RS) di Gaza dihancurkan oleh rudal Israel

“Kami menyangkal klaim Zionis bahwa tentara mereka ditembaki dan menganggapnya sebagai upaya yang lemah dan tidak tahu malu untuk membenarkan kejahatan dan pelanggaran yang terus mereka lakukan,” kata Hamas seperti dikutip Antara, Kamis, 20 November 2025.

Baca selengkapnya:

Afrika Selatan mencurigai adanya penerbangan misterius yang membawa ratusan warga Palestina dari Gaza

Menurut kelompok tersebut, lebih dari 300 orang telah tewas sejak perjanjian gencatan senjata ditandatangani. Hamas mengatakan situasi semakin memburuk karena kebijakan menghancurkan rumah-rumah dan menutup penyeberangan Rafah.

Situasi ini dipandang sebagai bentuk pembangkangan Israel terhadap penjamin regional dan Amerika. Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober.

Tiga hari kemudian, Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani Deklarasi Gencatan Senjata Gaza. Hamas juga membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan ditahan hingga 7 Oktober 2023.

Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk mereka yang menjalani hukuman penjara lama.

Di sisi lain, dukungan internasional terhadap pemulihan Palestina juga disuarakan melalui forum resmi. Sebanyak 51 negara telah meminta IAEA untuk berperan dalam memberikan dukungan penting jangka panjang bagi pemulihan Palestina.

Dalam pernyataan bersama, negara-negara tersebut mengatakan IAEA merupakan lembaga resmi yang dapat memberikan bantuan di berbagai bidang untuk mengurangi penderitaan kemanusiaan di Jalur Gaza.

Halaman berikutnya

Wakil Tetap Turki untuk PBB di Wina, Levant Eller, membacakan pernyataan tersebut pada pertemuan Dewan Gubernur IAEA. Selain Turki, negara-negara yang ikut serta dalam pernyataan tersebut antara lain Inggris, Spanyol, Italia, dan China.

Halaman berikutnya



Source link

Imam Santoso
Imam Santoso

Imam Santoso adalah reporter berita di Rapormerah, yang berspesialisasi dalam berita terkini dan liputan mendalam berbagai peristiwa nasional dan internasional. Dengan latar belakang jurnalisme investigasi yang kuat, Imam Santoso berkomitmen untuk menyajikan laporan berimbang dan berbasis fakta yang informatif dan menarik bagi pembaca.

Articles: 5853

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *