Puteri Indonesia 2025 Firsta Yufi, mengajak generasi muda untuk mengambil tindakan mengatasi isu lingkungan dan perubahan iklim

Kamis, 13 November 2025 – 16:30 WIB

JakartaPutri Indonesia Tahun 2025, Firsta Yufi Amarta Putri menunjukkan bahwa mahkota yang dikenakannya tidak hanya melambangkan kecantikan, tetapi juga melambangkan kepemimpinan dan kepedulian sosial. Dalam acara bertajuk “Green Generation” yang diprakarsai oleh TBS Foundation, Firsta menyerukan pentingnya peran pemuda dalam mengatasi isu keberlanjutan dan perubahan iklim.

Baca selengkapnya:

Tiga putri Indonesia bakal tampil di kancah dunia, masing-masing membawa budaya berbeda dari tanah airnya.

Di hadapan para peserta yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan komunitas lingkungan hidup, Farsta tampil sebagai salah satu keynote speaker. Ia menegaskan, generasi muda tidak lagi dipandang sebagai penerus semata, namun menjadi kekuatan utama dalam menciptakan perubahan. Scroll untuk mengetahui informasi lengkapnya, yuk!

“Kalau kita lihat tema hari ini sangat relevan. Kita generasi muda Indonesia, ada yang bilang generasi muda masa kini bukan pewaris, kita pionir,” kata Farsta Yufi di Hutan Kota Sipe, Jakarta Selatan, Rabu 12 November 2025.

Baca selengkapnya:

Yufi Amarta Putri pertama asal Jawa Timur meraih mahkota Puteri Indonesia 2025

Menurutnya, generasi muda adalah pihak yang paling terkena dampak perubahan iklim dan oleh karena itu, mereka mempunyai potensi terbesar untuk mengatasinya.

Baca selengkapnya:

Konferensi Pemberdayaan Perempuan 2025 akan membuka ruang yang besar bagi perempuan Indonesia

“Karena generasi muda terkena dampak perubahan iklim, dan kita adalah generasi muda yang mampu mengatasinya. Saya yakin kita bisa memulai dari hal yang sederhana, belajar, berbagi,” ujarnya.

Dari fesyen daur ulang hingga aksi nyata

Sebagai bagian dari Yayasan Puteri Indonesia, Firsta mengungkapkan, dukungan terhadap isu lingkungan tidak hanya berhenti pada kampanye. Para finalis Puteri Indonesia juga berupaya untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam karya aslinya, termasuk pilihan fesyennya.

“Di Puteri Indonesia kami sudah terbiasa menggunakan bahan daur ulang,” tegasnya.

Contohnya adalah penggunaan bahan ramah lingkungan pada kostum nasional yang dikenakan pada acara internasional. Menurut Ferster, langkah kecil seperti ini bisa menjadi simbol kuat semangat Indonesia untuk menjaga bumi tanpa kehilangan keindahan budayanya.

Bukan menunggu perubahan, tapi berubah

Bagi Ferster, “Generasi Hijau” bukan sekadar slogan, melainkan seruan untuk bertindak. Ia berpesan kepada para pemuda untuk tidak sekedar menunggu instruksi dari kelompok lain, namun mulai melakukan kerja nyata dari hal-hal kecil di sekitar mereka.

Halaman berikutnya

Intinya kalau kita bicara generasi hijau, kita tidak menunggu perubahan. Sebaliknya, kita adalah bagian dari perubahan itu, tutupnya.

Halaman berikutnya



Source link

Imam Santoso
Imam Santoso

Imam Santoso adalah reporter berita di Rapormerah, yang berspesialisasi dalam berita terkini dan liputan mendalam berbagai peristiwa nasional dan internasional. Dengan latar belakang jurnalisme investigasi yang kuat, Imam Santoso berkomitmen untuk menyajikan laporan berimbang dan berbasis fakta yang informatif dan menarik bagi pembaca.

Articles: 5030

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *