Prakiraan Harga Bitcoin Jelang Natal 2025 Masih Lambat, Lebih Baik Jual atau Beli?

Jumat, 12 Desember 2025 – 13:25 WIB

Jakarta – Menjelang Natal 2025, pasar Bitcoin Memasuki masa yang penuh ketidakpastian. Setelah berminggu-minggu tertekan, harga BTC kini setara dengan US$93.000 atau Rp 1,54 miliar. Harapan akan adanya sentimen positif menjelang akhir tahun nampaknya belum terwujud seiring investor dan kondisi perekonomian global yang masih belum memungkinkan terjadinya reli besar-besaran.

Baca selengkapnya:

Apakah Indonesia memerlukan lembaga khusus untuk menangani penipuan kripto dan rag pool yang semakin bermasalah?

Tekanan terbesar datang dari pemegang saham jangka pendek yang saat ini mengalami kerugian sekitar 10 persen. Dalam situasi ini, setiap kali harga naik, banyak yang terjual.

Fenomena ini berulang kali menghambat pertumbuhan harga dan membuat Bitcoin terus bergerak dalam kisaran terbatas. “Sampai tekanan ini mereda, harga diperkirakan akan tetap berada di kisaran US$90.000 atau Rp1,49 miliar, tanpa arah yang jelas menuju pemulihan besar-besaran,” demikian bunyi laporan tersebut. Tampilan perdaganganJumat, 12 Desember 2025.

Baca selengkapnya:

Bitcoin vs XRP, mana yang paling berpotensi untung di tahun 2026?

Pada saat yang sama, para investor baru, atau kelompok investor besar yang telah terakumulasi dalam beberapa bulan terakhir, menghadapi tekanan yang kuat. Dalam sehari saja, total kerugian mereka mencapai kurang lebih USD 386 juta atau setara Rp 6,4 triliun.

Angka sebesar itu menggambarkan tingkat kapitulasi yang cukup ekstrim, pertanda investor besar yang tadinya terlambat masuk kini mulai menyerah. Kapitulasi seperti ini seringkali meningkatkan risiko penurunan lebih lanjut, terutama jika gelombang penjualan paksa terus berlanjut.

Baca selengkapnya:

Pemerintah Membagikan Crypto, Insentif Di Tengah Inflasi Tinggi

Dalam skenario ini, bukan tidak mungkin Bitcoin masih berpeluang turun di kisaran US$85.000 hingga US$88.000 atau sekitar Rp. 1,41 hingga Rp. 1,46 miliar sebelum menemukan keseimbangan baru di pasar.

Faktor makro global juga memainkan peran besar dalam menahan pergerakan Bitcoin. Kenaikan suku bunga riil di AS sekali lagi memberikan tekanan pada selera risiko investor di seluruh dunia. Ketika biaya pinjaman riil meningkat, aset berisiko seperti kripto- menjadi kurang menarik karena pendapatan instrumen yang aman juga menguat.

Selama situasi finansial tidak menunjukkan pelonggaran, Bitcoin kemungkinan akan menembus level psikologis US$100.000 atau Rp. 1,66 miliar kembali tampak semakin kecil. Tren makro inilah yang menjadi alasan mengapa reli besar yang bersifat sementara sulit dicapai, meskipun volatilitas jangka pendek masih ada.

Halaman berikutnya

Namun, tidak semua sinyal terlihat lemah. Beberapa indikator menunjukkan bahwa pembeli yang agresif di pasar spot mulai kembali. Pengembalian bunga pembelian penting karena pasar spot sering kali menjadi basis utama stabilitas harga.

Halaman berikutnya



Source link

Imam Santoso
Imam Santoso

Imam Santoso adalah reporter berita di Rapormerah, yang berspesialisasi dalam berita terkini dan liputan mendalam berbagai peristiwa nasional dan internasional. Dengan latar belakang jurnalisme investigasi yang kuat, Imam Santoso berkomitmen untuk menyajikan laporan berimbang dan berbasis fakta yang informatif dan menarik bagi pembaca.

Articles: 8849