Mabuk tepuk tangan sulit diobati

Selasa, 28 Oktober 2025 – 15:27 WIB

Jakarta – Mantan Kepala Kantor Presiden (PCO) Hasan Nasbi Kembali menjadi sorotan publik setelah akun Instagram pribadinya dibanjiri komentar pedas dari netizen. Serangan itu terjadi setelah dia menyebutkan gaya komunikasinya Menteri Keuangan kuno Yudhi Sadewa kerap dianggap terang-terangan menyindir pejabat lain.

Baca selengkapnya:

Hasan Nasbi ikut campur dalam kontroversi utang: Saya bersyukur kereta ini ada

Dalam unggahannya, Hasan membagikan tangkapan layar DM yang mendarat di Instagram pribadinya. Sejumlah netizen meminta Hasan berhenti mengomentari gaya komunikasi dan kinerja Menteri Keuangan Purbaya.

tulis Hasan sebagai tanggapannya Keterangan Ada nada menyindir tajam mengenai sikap pejabat pemerintah yang terlalu mementingkan panggung dibandingkan berpegang teguh pada kebenaran obyektif.

Baca selengkapnya:

Ancaman Purvair mengalihkan anggaran K/L untuk memperlambat pembelian memang bukan main-main, ini buktinya

“Pejabat pemerintah harus berdasarkan kebenaran obyektif. Kebenaran yang bisa dibantah, tapi melalui logika. Kalau mengandalkan kebenaran versi tepuk tangan, maka akan menjadi bencana besar. Apalagi tepuk tangan datang dari masyarakat yang ingin melihat pemerintah lemah dan kacau,” tulis Hasan, seperti dikutip Selasa, 28 Oktober 2025.

“Masih mungkin untuk menemukan obat penawar mabuk agar bisa lebih cepat bangun. Namun, semakin sulit menemukan obat untuk mabuk. Semakin banyak yang bisa disembuhkan,” lanjutnya.

Baca selengkapnya:

Menghilangkan rumor permusuhan, Poorva: Misbakhun mentraktirku tadi di restoran

Lebih lanjut, Hasan juga menyinggung fenomena pejabat kehilangan akal sehat karena popularitas semu.

“Beberapa argumen yang terombang-ambing antara fantasi dan kenyataan. Pernyataan yang lepas dan lepas dari logika. Seperti lirik lagu yang sifatnya berbeda dengan musik pengiringnya,” tutupnya.

Sebelumnya, melalui kanal YouTube pribadinya pada Minggu, 26 Oktober 2025, Hasan mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang kerap dianggap menegur pejabat lain di depan umum. Menurutnya, komunikasi seperti ini bisa memberikan kesan bahwa pemerintah tidak kuat.

“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintahan, rekan-rekan di kabinet tidak bisa terus terang-terangan melakukan pengkhianatan. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” kata Hasan.

Ia juga menilai perbedaan pendapat di kalangan pejabat sebaiknya diselesaikan secara tertutup agar tidak dieksploitasi oleh faksi-faksi yang ingin melihat perpecahan di dalam pemerintahan.

“Kalau mau saling berdebat, marah-marah, berdemonstrasi, lakukan di ruang tertutup. Kalau di ruang terbuka, justru kita akan menghibur masyarakat yang tidak suka dengan pemerintah,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

Hasan menegaskan, konsolidasi dan konsolidasi kekuasaan penting bagi stabilitas pemerintahan. Ia mengingatkan, perdebatan terbuka di ruang publik justru berisiko merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.



Source link

Imam Santoso
Imam Santoso

Imam Santoso adalah reporter berita di Rapormerah, yang berspesialisasi dalam berita terkini dan liputan mendalam berbagai peristiwa nasional dan internasional. Dengan latar belakang jurnalisme investigasi yang kuat, Imam Santoso berkomitmen untuk menyajikan laporan berimbang dan berbasis fakta yang informatif dan menarik bagi pembaca.

Articles: 2935

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *