Komisioner e-safety Australia menyerukan penyelidikan atas kehadirannya di ‘puncak sensor’

Komisioner e-safety Australia Julie Inman-Grant menghadapi seruan yang semakin besar untuk melakukan penyelidikan parlemen setelah terungkapnya bom tersebut pada pertemuan puncak rahasia di Universitas Stanford di Amerika.

Kisah ini pecah ketika jurnalis AS Michael Shellenberger menerbitkan bocoran dokumen yang merinci pertemuan tertutup di Pusat Kebijakan Siber Stanford pada 24 September.

Bertajuk ‘Kepatuhan dan Penegakan dalam Lanskap yang Berkembang Pesat’, acara tersebut mempertemukan para regulator, akademisi, dan orang dalam Silicon Valley untuk mendiskusikan strategi ‘kepercayaan dan keamanan’ secara online.

Namun para kritikus mengklaim bahwa di balik bahasa kotor tersebut terdapat agenda yang jauh lebih jahat; Berencana untuk menerapkan kerangka sensor internasional yang terintegrasi.

Berdasarkan agenda yang bocor tersebut, para peserta, termasuk pejabat dari UE, Inggris, Brazil dan Australia, diminta untuk membentuk kelompok kerja untuk memperkuat proses dan menyusun kebijakan teknologi yang ‘kuat’.

Pembicara utamanya adalah kepala e-safety Australia Julie Inman Grant, yang berulang kali berpendapat bahwa pemerintah harus memiliki kekuatan untuk menegakkan penghapusan konten media sosial secara global.

Kemunculannya di KTT tersebut memicu kemarahan di kalangan pendukung kebebasan berpendapat dan anggota oposisi federal.

Senator Partai Nasional Matt Canavan mengecam komisaris di Parlemen minggu ini, memperingatkan bahwa eSafety mengancam hak-hak dasar.

Julie Inman-Grants (foto) adalah pembicara utama pada konferensi kontroversial di AS

Inman Grant menuntut penghapusan global atas video kekerasan yang menggambarkan penikaman di sebuah gereja di Sydney, yang memicu bentrokan besar dengan platform X milik Elon Musk.

Inman Grant menuntut penghapusan global atas video kekerasan yang menggambarkan penikaman di sebuah gereja di Sydney, yang memicu bentrokan besar dengan platform X milik Elon Musk.

“Sudah waktunya kita melihat sendiri tindakan Komisaris eSafety,” kata Canavan, seraya menambahkan bahwa eSafety telah kalah dalam banyak kasus pengadilan atas perintah penghapusannya.

Kekalahan tersebut termasuk bentrokan besar dengan platform X milik Elon Musk, ketika Inman Grant menuntut penghapusan video kekerasan secara global yang menggambarkan penikaman di sebuah gereja di Sydney.

Ketika para kritikus menjulukinya sebagai ‘Komisaris Sensor Australia’, Pengadilan Federal akhirnya menolak permintaan besarnya.

Ditanya tentang upaya untuk menghapus konten media sosial pada sidang perkiraan Senat, Inman-Grant mengatakan Kantor E-Safety melakukannya setelah menerima keluhan.

‘Kami tidak pernah mengklaim kami akan membersihkan internet dari semua konten mengerikan. Anda terus memainkan permainan tahi lalat,’ katanya.

Daily Mail telah menghubungi kantor Inman Grant untuk memberikan komentar lebih lanjut.

Ketika kontroversi tersebut mencapai Amerika Serikat, Anggota Kongres dari Partai Republik Jim Jordan, ketua Komite Kehakiman DPR, mengirimkan surat yang menuntut semua komunikasi terkait konferensi tersebut ke Stanford.

Jordan mengatakan pertemuan meja bundar itu ‘menyatukan para pejabat asing yang secara langsung menargetkan pidato Amerika dan mewakili ancaman serius terhadap Amandemen Pertama’.

Matt Canavan (foto) dan anggota parlemen lainnya telah menyerukan penyelidikan terhadap Kantor eSafety

Matt Canavan (foto) dan anggota parlemen lainnya telah menyerukan penyelidikan terhadap Kantor eSafety

Komitenya sudah menyelidiki bagaimana undang-undang sensor asing, seperti yang diterapkan Australia, menekan raksasa teknologi Amerika untuk membungkam perkataan yang sah.

“Ancaman baru terhadap kebebasan berekspresi Amerika telah muncul dalam bentuk undang-undang, peraturan, dan perintah pengadilan asing,” kata Jordan, seraya berjanji untuk “menyerahkan segala upaya” untuk mengungkap sejauh mana upaya tersebut.

Penolakan terhadap komisioner e-safety Australia terjadi setelah menteri komunikasi bayangan Melissa McIntosh menuntut penyelidikan penuh terhadap kantor e-safety.

Kekhawatirannya berpusat pada usulan pelarangan media sosial bagi anak-anak di bawah 16 tahun dan ancaman wajib identitas digital, yang menurut para kritikus dapat memberikan birokrat kontrol yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kehidupan online warga Australia.

Senator Partai Liberal Maria Kovacic juga mengkritik perintah Inman-Grant, dan memperingatkan bahwa meskipun melindungi anak-anak di dunia maya sangatlah penting, namun kewenangan yang dimilikinya berisiko menginjak-injak kebebasan dan privasi orang dewasa.

“Tanpa perlindungan yang memadai, tanggung jawab komisioner e-safety menjadi tidak terkendali, dan kita harus berhenti sejenak dan mencermati apa yang terjadi,” kata Kovacic.

Source link

Imam Santoso
Imam Santoso

Imam Santoso adalah reporter berita di Rapormerah, yang berspesialisasi dalam berita terkini dan liputan mendalam berbagai peristiwa nasional dan internasional. Dengan latar belakang jurnalisme investigasi yang kuat, Imam Santoso berkomitmen untuk menyajikan laporan berimbang dan berbasis fakta yang informatif dan menarik bagi pembaca.

Articles: 3473

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *