Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124


Sabtu, 22 November 2025 – 05:00 WIB
Jakarta – Perbudakan merupakan fenomena sosial yang banyak dijumpai pada masa lalu, termasuk pada masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya pada Abad Pertengahan masyarakat Arab.
Baca selengkapnya:
Ziarah ke Makam Guru Sekumpul Memohon Doa Agar PKB Tetap Berada di Kukon Jalan Rakye
Namun, ajaran Islam justru hadir dengan anjuran yang kuat untuk berobat putra Secara manusiawi dan mendorong penghapusan kebiasaan. Sebagian besar syariah ditujukan untuk mengindoktrinasi budak dan membuka jalan bagi kebebasan mereka.
Salah satu sabda penting Nabi Muhammad SAW adalah kewajiban memperlakukan budak dengan baik dan memberikan mereka pendidikan agama. Sebuah hadis menyebutkan:
Baca selengkapnya:
Profil Saykhona Muhammad Khalil: Guru Ulama dan Tokoh Penting Lahirnya Nahdlatul Ulama
“Barangsiapa mempunyai seorang hamba, maka wajiblah ia mendidiknya dan memperlakukannya dengan baik serta mengawinkannya (mengizinkannya menikah) agar ia mendapat manfaat di dunia dan di akhirat”. (HR Abu Daud).
Pengajaran ini dilaksanakan langsung oleh para sahabat termasuk Mu’az bin Jabal. Beliau tidak hanya memperlakukan anak-anaknya dengan baik tetapi juga memberi mereka pendidikan agama yang penting.
Baca selengkapnya:
Nasehat Menko Yusril kepada Ulama: Jangan Bicara Neraka, Bicara Masalah Judi Online
Bimbingan ini menghasilkan tiga tokoh besar dalam sejarah keilmuan Islam: Mujahid bin Jabar, Ata bin Abu Rabah dan Thaws bin Qaisan. Ketiganya dikenal luas sebagai Ulama Terutama meskipun dia berasal dari budak.
Menurut Syekh Manan al-Qathan dalam buku Tarikh Tasiri, pendidikan agama sejak dini menjadikan ketiga sosok ini dihormati di kalangan umat Islam.
Mujahid bin Jabar yang berasal dari Afrika dikenal sebagai ulama yang sangat berilmu. Ia bahkan diminta datang ke Mesir oleh Amr bin Ash dengan persetujuan Khalifah Umar bin Khattab. Kepribadian berkulit gelap ini sangat dihormati karena penyebaran ilmunya. Beliau wafat dalam keadaan sujud pada usia 83 tahun.
Ata bin Abu Rabah menjadi ulama besar setelah belajar bersama beberapa sahabat Nabi lainnya, antara lain Mu’adh bin Jabal dan Abdullah bin Abbas. Setelah mendapat kebebasan dari seorang wanita di Mekkah, ia berkelana ke berbagai daerah untuk memperdalam ilmunya. Atha dikenal sebagai ahli fiqih dan tafsir Al-Quran. Bahkan, Imam Sayafi mengutip pemikiran ulama yang pernah menjadi budak di al-Um.
Halaman berikutnya
Orang ketiga, Thaws bin Qaisan, berasal dari Yaman. Ia belajar dari banyak sahabat Nabi termasuk Abu Huraira. Thaws dikenang sebagai orang yang sangat berhati-hati dalam urusan duniawi.