rapormerah.co – Baru-baru ini proyek kereta cepat di stop sementara, hal ini disampaikan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Adita Irawati Juru Bicara Kemenhub menyampaikan bahwa penghentian dilakukan di ruas jalur yang terdampak insiden kereta anjlok terjadi di lokasi Track Laying KCJB di sebuah ruas DK 102+309. Sarana ini diketahui dimiliki oleh PT Kereta Api Cepat Indonesia China atau KCIC dan dipakai buat pembangunan jalur rel. Bukan saran maupun kereta dipakai mengangkut penumpang. Maka dari itu pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung (KCJB) di stop setelah anjloknya kereta teknis proyek itu.
Adita menambahkan setelah Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melakukan sebuah investigasi dan juga identifikasi, temuan dan hasil rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan aspek keselamatan di proyek pembangunan perkeretaapian akan dilaporkan. Korban dari kecelakaan kemarin dikabarkan mencapai hingga 6 orang yang mencakup 2 korban jiwa, 2 korban mengalami luka-luka berat, dan 2 korban mengalami luka-luka ringan. Sebelumnya, kejadian kereta anjlok tersebut terjadi di sebuah daerah Cempaka Mekar, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat pada hari Minggu.
“Sesuai ketentuan berlaku, aktivitas pembangunan dihentikan sementara buat dilakukan proses investigasi lebih dalam lagi,” tandas Adita Irawati Juru Bicara Kemenhub. Kendati demikian, PT KCIC menegaskan kereta yang anjlok di sebuah proyek kereta cepat bukanlah bagian dari rangkaian KCJB. Walaupun ada kereta kerja yang mengalami anjlok, namun Rahadian Ratry Corporate Secretary KCIC menyatakan kalau proses pembangunan di area kerja kereta cepat sekarang tetap masih berjalan. “Kereta keluar bukan dari rangkaian kereta cepat,” tandas Rahadian Ratry dilansir dari CNN Indonesia.com.
“Namun rangkaian kereta kerja yakni lokomotif kerja serta mesin pemasangan rel,” sambung Rahadian Ratry pada hari Senin, 19 Desember 2022 kemarin seperti halnya yang dilansir dari CNN Indonesia.com mengenai kereta cepat. “Pembangunan stasiun serta pemasangan subsistem perkeretaapian di sebuah area KCJB masih tetap dilakukan sesuai dengan arahan dan jadwal sudah ditetapkan sebelumnya,” tandas Rahadian Ratry seperti yang dilansir dari CNN Indonesia.com. “Termasuk salah satunya adalah pemasangan rel tanpa balas,” tutup Rahadian Ratry.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diketahui bahwa tidak akan terburu-buru dalam mengabulkan permintaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan termasuk memperpanjang masa konsesi kereta cepat yang jadi 80 tahun. Kendati demikian, Adita Irawati Jubir Kemenhub sendiri tidak merinci butuh waktu berapa lamakah buat bisa melakukan kajian di dalam internal Kemenhub. Terlebih surat permohonan dari PTC KCIC baru disampaikan per tanggal 15 Agustus 2022 silam. Adita mengatakan bahwa pembahasan dan kajian mengenai permohonan KCIC itu masih harus diproses.
Dimana, nantinya akan dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang terlibat. “Masih pada pembahasan dan kajian terlebih dahulu,” ujar Adita dilansir dari CNN. “Kita tidak mau buru-buru dalam memutuskan (perpanjang masa konsesi kereta cepat),” sambung Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati. “Ditunggu aja ya dan kita tentunya akan komunikasi langsung kepada KCIC,” sambungnya. KCIC meminta Kementerian Perhubungan buat melakukan perpanjang konsesi Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
Dari sebelumnya 50 tahun yang menjadi 80 tahun, sementara itu permohonan perpanjangan konsesi kabarnya pada saat ini sudah dilayangkan oleh KCIC dengan melalui Surat Dirut PT KCIC Nomor 0165/HFI/HU/KCIC08 Tahun 2022 per 15 Agustus 2022 silam kepada Kementerian Perhubungan. Kabar ini sendiri disampaikan secara langsung oleh Plt Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Mohamad Risal Wasal pada saat berlangsungnya rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI yang berlangsung pada hari Kamis 8 Desember 2022 silam.
Namun, Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyampaikan kalau perpanjangan konsesi menjadi salah satu pilihan yang perlu diambil, mengingat kalau kondisi dan situasi di lapangan telah berubah. Dwiyana Slamet menilai kalau indikator-indikator investasi di sebuah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami berbagai perubahan, dan paling kritis adalah mengenai proyeksi permintaan atau demand forecast. Maka dari itu pada saat ini diberhentikannya terlebih dahulu proyek dari kereta cepat setelah terjadinya kecelakaan pada hari Minggu, 18 Desember 2022 kemarin.